AD (728x90)

Friday, April 19, 2019

Studi Mengejutkan Menunjukan Sebetulnya Kebelet Pipis Bikin Jenius


Apakah kau pernah merasa lebih cerdas dikala berada dalam situasi dimana kau kebelet pipis dan kau mencari-cari toilet untuk mengeluarkan air sisa metabolisme tubuh itu.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Mirjan Tuk dari University of Twente di Belanda menyampaikan bergotong-royong orang akan lebih jenius ketika dalam keadaat kebelet kencing. Ada beberapa hal yang terjadi pada tubuh dan otak dikala dalam keadaan kebelet pipis yang menciptakan kecerdasan seseorang meningkat secara drastis.

Beberapa alasan yang dikemukakan Dr. Mirjan Tuk dalam studinya mengenai meningkatnya kecerdasan manusia saat tengah dalam keadaan kebelet pipis yakni

Penjelasan
Studi yang dilakukan pada relawan yang lalu dibagi menjadi dua kelompok, dimana kelompok pertama disuruh minum 7 gelas air putih yang berisikan 750 ml, dan diminum pribadi sekaligus dalam waktu cepat. Sedangkan kelompok satunya disuruh meminum air dengan sedikit demi sedikit.

Kurang lebih 40 menit lalu yang mana merupakan jeda waktu yang diharapkan untuk mengisi kandung kemih sampai menyebabkan rasa ingin buang air kecil untuk kelompok yang meminum air sebanyak 7 gelas sekaligus. Kemudian para relawan tersebut diminta untuk menjawab beberapa pertanyan yang diajukan. Begitu pula dengan kelompok satunya yang mana masih belum mencicipi rasa untuk buang air kecil.

Jawaban dari kedua kelompok tersebut sungguh sangat berbeda, dimana pada kelompok yang sudah kebelet untuk pipis mereka menjawab dengan tanggapan yang sifatnya memberikan keuntungan dalam jangka yang panjang, sedangkan kelompok yang tidak kebelet cenderung menjawab pertanyaan dengan tanggapan yang menunjukkan laba sementara saja.

Hasil jawaban dari kedua kelompok tersebut sangat jelas terlihat perbedaannya bahwasnya kelompok yang kebelet pipis cenderung mempunyai balasan yang lebih cedras daripada yang tidak kebelet.

Dikutip melalui website sains.me
Profesor Han Reul, jago neurologi dari University of Bristol, menguraikan bagaimana kerja otak ketika pemiliknya panik. Pada waktu panik, otak melepaskan hormon stres, ialah kortisol dan adrenalin. Kedua hormon itu diyakini mampu mengubah kerja hipokampus, bab otak yang mengatur daya ingat dan kemampuan mempelajari sesuatu.
*Picture adapted from wartakota.tribunnews.com
*Referensi adapted from sains.me 

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Themes24x7